TopPDF LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP POST ORIF HUME dikompilasi oleh 123dok.com. LAPORAN PENDAHULUAN Dan Askep EPILEPSI Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. KUMPULANASKEP Search This Blog. Saturday, February 23, 2019. ASKEP/ASUHAN KEPERAWATAN ASMA A. PENGERTIAN. Asma merupakan penyakit pada jalan napas yang tidak dapat pulih yang tejadi karena spasme bronchus yang disebabkan oleh berbagai penyabab.(Hudak & Gallo, 1997) Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermitten, reversibel dimana kumpulanaskep dan lp perawat bangka 02 Maret 2013. ASKEP. NEONATUS DENGAN HYPOGLIKEMI SIMPTOMATIS ASKEP. NEONATUS DENGAN HYPOGLIKEMI SIMPTOMATIS. A. Pengertian. Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa kurang dari 50 mg/%. - Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin- Rasa lapar cash. LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASMA BRONKHIAL A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Depkes RI 1988. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masingmasing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Salvicion G bailon dan Aracelis Maglaya 1989. Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah a Unit terkecil masyarakat b Terdiri dari dua orang atau lebih c Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah d Hidup dalam satu rumah tangga e Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga f Berinteraksi diantara sesame anggota keluarga g Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. h Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan. 2. Type keluarga a. Keluarga inti Nuclear Family, adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. b. Keluarga besar Extended Family, adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. c. Keluarga berantai Serial Family, adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d. Keluarga duda/janda Single Family, adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Keluarga berkomposisi Composite, adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. f. Keluarga kabitas Cahabitation, adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. 3. Struktur Keluarga Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah a. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri d. Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami e. Keluarga kawinan Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami atau istri 4. Peran Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut a. Peranan ayah Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. b. Peranan ibu Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lngkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. c. Peranan anak Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual 5. Fungsi Keluarga Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut a. Fungsi Biologis 1 Untuk meneruskan keturunan 2 Memelihara dan membesarkan anak 3 Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 4 Memelihara dan merawat anggota keluarga b. Fungsi Psikologis 1 Memberikan kasih saying dan rasa aman 2 Memberikan perhatian diantara anggota keluarga 3 Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga 4 Memberikan identitas keluarga c. Fungsi sosialisasi 1 Membina sosialisasi pada anak tingkat 2 Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak 3 Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga d. Fungsi ekonomi 1 Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 2 Pengaturan penggunaan pengahasilan keluarga untuk memnuhi kebutuhan keluarga 3 Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya. e. Fungsi pendidikan 1 Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilkinya. 2 Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. 3 Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. 6. Ciri – Ciri Keluarga a. Diikat dalam suatu tali perkawinan b. Ada hubungan darah c. Ada ikatan batin d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya e. Ada pengambil keputusan f. Kerjasama diantara anggota keluarga g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga h. Tinggal dalam suatu rumah. 7. Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut a. Tahap pembentukan keluarga Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga b. Tahap menjelang kelahiran anak Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan. c. Tahap menghadapi bayi Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah. d. Tahap menghadapi anak prasekolah Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma social budaya dan sebagainya. e. Tahap menghadapi anak sekolah Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak. f. Tahap menghadapi anak remaja Tahap ini adalah tahap yan paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengerti antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan. g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga h. Tahap berdua kembali Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress. i. Tahap masa tua Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orangtua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini. 8. Tugas – Tugas Keluarga Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing d. Sosialisasi antar anggota keluarga e. Pengaturan jumlah anggota keluarga f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga 9. Tugas –Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman 1981 membagi5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga, yaitu a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembagalembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitasfasilitas kesehatan yang ada. 10. Keluarga Kelompok Risiko Tinggi Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut 1 Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah 2 Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri 3 Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit keturunan b. Keluarga dengan ibu dengan risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil 1 Umur ibu 16 tahun atau lebih 35 tahun 2 Menderita kekurangan gizi/anemia, hipertensi 3 Primipara atau multipara 4 Riwayat persalinan dengan komplikasi c. Keluarga dimana anak manjadi risiko tinggi, karena 1 Lahir premature/BBLR 2 Berat badan sukar naik 3 Lahir dengan cacat bawaan 4 ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi 5 Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya. d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga 1 Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan 2 Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga sehingga sering timbul cekcok dan ketegangan 3 Ada anggota keluarga yang sering sakit B. Konsep Dasar Penyakit Asma 1. Pengertian Asma Asma adalah suatu kondisi dimana jalan udara dalam paru-paru meradang hingga lebih sensitif terhadap faktor khusus pemicu yang menyebabkan jalan udara menyempit hingga aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak napas dan bunyi napas mengikik Professor Jon Ayres, 2003. Asma adalah penyakit paru yang di dalamnya terdapat obstruksi jalan napas, inflamasi jalan napas dan jalan napas yang hiperresponsif atau spasme otot polos bronchial. Cecily,2002 Sistem pernafasan meliputi a. Rongga hidung yang menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara inspirasi. b. Laring Adam’s apple atau jakun yang berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan karena ini dapat menyebabkan batuk bila terangsang. c. Trakea yang bercabang menjadi dua bronkus d. Saluran utama bronkus Merupakan percabangan trakea bercabang menjadi bagian kanan dan kiri. Panjang kira-kra 5cm, diameter 11-13 mm. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea. Bronkus bercabang-cabang menjadi bronkeolus. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan. Bronkiolus berakhir pada kantung udara alveolus. e. Alveolus Terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil terdiri atas selapis sel epitel pipih dan banyak bermuara kapiler darah yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas. f. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksternal, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas oksigen masuk melalui trakea dan pada pipa bronkhial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonalis. Alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dan dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Di dalam paruparu, karbondioksida merupakan hasil buang metabolisme, menembus membran alveoli, dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui membran pipa bronkhial dan trakea, dikeluar melalui hidung dan mulut. g. Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner 1 Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar. 2 Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru. 3 Distribusi arus udara dan arus darah. Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler, CO2 lebih mudah berdifusi dari pada O2. Pearce, Ec, 2000. 2. Klasifikasi Derajat Asma Tabel Klasifikasi Derajat Asma Derajat Asma Gejala Gejala Malam 1. Gejala 1x/minggu tapi 2 kali seminggu Mingguan 1x/hari 2. Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur 1. Gejala harian 2. PERSISTEN SEDANG Harian Menggunakan obat setiap hari 3. Serangan mengganggu >sekali seminggu aktivitas dan tidur 4. Serangan 2x/minggu, bisa berhari-hari PERSISTEN BERAT 1. Gejala terus-menerus Kontinu 2. Aktivitas fisik terbatas Sering 3. Etiologi Asma Ada beberapa faktor predisposisi dan predispetasi timbulnya serangan asma bronchial yang dapat digolongkan pada 2 faktor terdiri dari . a. Faktor predisposisi, meliputi 1 Genetik Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penularannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena ada bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronchial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitifitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan. b. Faktor Presipitasi 1 Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu a Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan Ex debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi. b Ingestan, yang masuk melalui mulut Ex makanan dan obat-obatan c Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit Ex perhiasan, logam dan jam tangan 2 Perubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi timbulnya asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Selain itu juga kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau, musim bunga, arah angina serbuk bunga serta debu. 3 Stress Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum teratasi maka gejala asmanya belum bisa diobati 4 Lingkungan Kerja Lingkungan kerja juga mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, terkena bulu-bulu binatang industry tekstil, pabrik abses, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti 5 Olahraga / aktivitas jasmani yang berat Sebagian berat penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olahraga yang berat, seperti lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma kerena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut. 4. Manifestasi Klinis Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat hiperaktivitas bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan maupun dengan pengobatan. Gejala-gejala asma antara lain a. Bising mengi wheezing yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop b. Batuk produktif, sering terjadi pada malam hari c. Napas atau dada seperti tertekan d. Pasien menggunakan otot-otot tambahan untuk bernafas dan mungkin membungkuk ke depan untuk bernafas dengan lebih baik. e. Dispnea dengan ekspirasi memanjang f. Cuping hidung melebar g. Sianosis h. Ansietas, iritabilitas sampai penurunan tingkat kesadaran. Gejalanya bersifat paroksimal, yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari. Berdasarkan penyebabnya, asma dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe yaitu  Ekstrinsik alergik Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya satu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.  Intrinsik non alergik Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronik dan emfisema.  Asma gabungan Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergi dan non-alergi 5. Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan pengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat yang merupakan leukotrient, factor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun ekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel ches Pencetus     Alergen Cuaca Emosi Olah raga Respon imun menjadi aktif Penghambat kostikosteroid Pelepasan mediator humoral  Histamine  SRS-A  Serotonin  Kinin     Broncos Edema mukosa Sekresi meningkat inflamasi 6. Pemeriksaan laboratorium a. Pemeriksaan sputum Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya  Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.  Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell sel cetakan dari cabang bronkus.  Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.  Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug. b. Pemeriksaan darah  Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.  Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.  Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas dimana menandakan terdapatnya suatu infeks  Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan 7. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan radiologi Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut  Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.  Bila terdapat komplikasi empisema COPD, maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.  Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru  Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.  Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru. b. Pemeriksaan tes kulit Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma. c. Elektrokardiografi Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu  Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.  Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB Right bundle branch block.  Tanda-tanda hipoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative. d. Scanning paru Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru. e. Spirometri Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol inhaler atau nebulizer golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi. 7. Komplikasi a. Status asmatikus b. Pneumonia c. Pneumothoraks d. Emfisema kronik e. Gagal nafas f. Bronchitis g. Fraktur iga h. Kematian 8. Pencegahan Diharapkan dengan mencegah dan mengendalikan faktor pencetus serangan asma makin berkurang atau derajat asma semakin ringan. Pada dasarnya obat-obat anti asma dipakai untuk mencegah dan mengendalikan gejala asma. a. Pencegahan controller yaitu obat yang dipakai setiap hari, dengan tujuan agar gejala asma persisten tetap terkendali. b. Penghilang gejala reliever yaitu obat penghilang gejala yang dapat merelaksasi bronkontruksi dan gejala-gejala yang menyertainya segera. 9. Penatalaksanaan Tujuan terapi asma adalah a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma dan mencegah kekambuhan b. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya c. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise d. Menghindari efek samping obat asma e. Mencegah obstruksi jalan napas yang ireversibel Strategi pengobatan pada asma bronchial terbagi 2, yaitu 1. Pengobatan non farmakologik a. Memberikan penyuluhan b. Menghindari faktor pencetus c. Pemberian cairan d. Fisioterapi e. Beri O2 bila perlu 2. Pengobatan farmakologik Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu a. Pengobatan non farmakologik  Memberikan penyuluhan  Menghindari faktor pencetus  Pemberian cairan  Fisiotherapy  Beri O2 bila perlu. b. Pengobatan farmakologik  Bronkodilator obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan a. Simpatomimetik/ andrenergik Adrenalin dan efedrin Nama obat  Orsiprenalin Alupent  Fenoterol berotec  Terbutalin bricasma Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan MDI Metered dose inhaler. Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler atau cairan broncodilator Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol partikel-partikel yang sangat halus untuk selanjutnya dihirup. b. Santin teofilin Nama obat  Aminofilin Amicam supp  Aminofilin Euphilin Retard  Teofilin Amilex Efek dari teofilin sama dengan obat golongan impatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat. Cara pemakaian Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin misalnya muntah atau lambungnya kering  Kromalin Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.  Ketolifen Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat diberika secara oral. C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga Proses keperawatan adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang diajukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana/penyalur. effendy199838 Asuhan keparawatan pada keluarga merupakan bagian penting dalam upaya menyelesaikan masalah yang dihadapi sasaran, baik sebagai sasaran keluarga sendiri , sasaran individu maupun sasaran kelompok bahkan sasaran yang lebih luas yaitu masyarakat. Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan satu sama lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap, dengan tahap-tahap sebagai berikut 1. Pengkajian Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien dan keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang berintegrasi dan kesanggupan untuk mengatasinya. Untuk mendapatkan data keluarga yang akurat perlu sumber informasi dari anggota keluarga yang paling mengetahui keadaan keluarga dan biasanya adalah ibu. Sedangkan informasi tentang potensi keluarga dapat diperoleh dari pengambilan keputusan dalam keluarga, biasanya adalah kepala keluarga, atau kadang-kadang orangtua. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara a. Wawancara Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya. b. Observasi Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, keberhasilan dan sebagainya. c. Studi Dokumentasi Studi berkaitan dengan perkembangan kasus anak dan dewasa, diantaranya melalui kartu menuju sehat, kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lain. d. Pemeriksaan Fisik Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik misalnya kehamilan dan tandatanda penyakit. Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut 1 Data Umum a Kepala keluarga dan komposisi keluarga b Tipe keluarga c Suku bangsa dan agama d Status sosial ekonomi keluarga e Aktivitas rekreasi keluarga 2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. a Tahap perkembangan keluarga b Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi c Riwayat kesehatan keluarga inti 3 Data Lingkungan a Karakteristik rumah b Karakteristik tetangga dan komunitasnya c Mobilitas geografis keluarga d Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat e Sistem pendukung keluarga 4 Struktur keluarga a Struktur peran b Nilai dan norma keluarga c Pola komunikasi keluarga d Struktur kekuatan keluarga 5 Fungsi keluarga a Fungsi ekonomi b Fungsi mendapatkan status sosial c Fungsi pendidikan d Fungsi sosialisasi e Fungsi keperawatan. Tujuan dari fungsi keperawatan  Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa kesehatan  Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat  Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit  Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat  Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakat f Fungsi religius g Fungsi rekreasi h Fungsi reproduksi i Fungsi afeksi 6 Stress dan koping keluarga a Stresor jangka pendek dan jangka panjang b Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor c Strategi koping yang digunakan d Disfungsi strategi adaptasi 7 Pemeriksaan keluarga Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga meliputi pemeriksaan kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu. 8 Harapan keluarga Perlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat petugas kesehatan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi. 2. Perumusan Masalah Perumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, nilai, norma, kultur yang dianut oleh keluarga mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. Yang termasuk didalamnya adalah 1 Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum diagnosa 2 Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal. b. Diagnosis resiko tinggi ancaman kesehatan adalah masa keperawatan yang belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat. c. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dan keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kemampuan kesehatannya dan mempunyai suumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan. 3. Prioritas Masalah Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan pada beberapa criteria sebagai berikut a. Sifat masalah dikelompokkan menjadi 1 Keadaan tidak atau kurang sehat 2 Ancaman kesehatan 3 Keadaan sejahtera b. Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan 1 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah 2 Sumber daya keluarga fisik, keuangan, tenaga 3 Sumber daya perawat pengetahuan, keterampilan, waktu 4 Sumber daya lingkungan fasilitas, organisasi dan dukungan c. Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan. Yang perlu diperhatikan 1 Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu 2 Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah 3 Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan diatasi melalui intervensi keperawatan, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keluarga tersebut. Dalam menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas sebagai berikut Tabel Tabel Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga No. Kriteria Nilai Sifat masalah 1 Bobot 1 Skala Ancaman kesehatan 2 Tidak atau kurang sehat 3 Krisis 1 Kemungkinan masalah yang dapat diubah 2 2 Skala dengan mudah 2 Hanya sebagian 1 Tidak dapat 0 Potensi masalah dapat dicegah tinggi 3 1 Skala tinggi 3 Cukup 2 Rendah 1 Menonjolnya masalah 4 1 Skala masalah berat harus ditangani 2 Masalah tidak perlu ditangani 1 Masalah tidak dirasakan 0 Skoring a Tentukan skor untuk setiap kriteria b Skor dibagi dengan angka dan dikalikan dengan bobot c Jumlah skor untuk semua kriteria d Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot 4. Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatan a. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena 1 Kurang pengetahuan/ketidaktauan fakta 2 Rasa takut akibat masalah yang diketahui 3 Sifat dan falsafah hidup b. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena 1 Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah 2 Masalah kesehatan tidak begitu menonjol 3 Keluarga tidak sanggup mememcahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya sumber daya manusia. 4 Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga 5 Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan 6 Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada 7 Takut dari akibat tindakan 8 Sikap negative terhadap masalah kesehatan 9 Fasilitas kesehatan tidak terjangkau 10 Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan c. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan karena 1 Tidak mengetahui keadaan penyakit 2 Tidak mengetahui tentang perawatan yang dibutuhkan 3 Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan 4 Tidak seimbang sumber daya yang ada dalam keluarga. 5 Konflik 6 Sikap dan pandangan hidup d. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena 1 Sumber keluarga tidak cukup 2 Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat memelihara kebersihan rumah 3 Ketidaktauan pentingnya fasilitas lingkungan 4 Sikap dan pandangan hidup 5 Ketidak kompakan keluarga karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap yang mempunyai masalah e. Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara kesehatan, disebabkan karena 1 Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada 2 Tidak memahami keuntungan yang diperoleh 3 Kurang percaya pada petugas kesehatan dan lembaga kesehatan 4 Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan 5 Rasa takut pada akibat dari tindakan 5. Perencanaan Keperawatan Keluarga Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam pemecahan masalah kesehatan / keperawatan yang telah diidentifikasikan Effendy, 1995. Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga dengan Asma meliputi kegiatan yang bertujuan a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan. Tujuan Keluarga mampu mengenal masalah penyakit Asma Intervensi  Beri penjelasan kepada keluarga tentang pengertian Asma, faktor pencetus, tanda dan gejala, serta penanganannya.  Diskusikan dengan keluarga tentang hal-hal yang telah dijelaskan  Tanyakan kembali tentang apa yang didiskusikan b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara yang tepat Tujuan Keluarga sanggup mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat Intervensi  Beri penjelasan pada keluarga tentang sifat, berat dan luasnya masalah  Berikan beberapa pilihan kepada keluarga mengenai tindakan yang tepat  Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan pemilihan tindakan yang tepat. c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit. Tujuan Keluarga dapat melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang mengalami asma Intervensi  Jelaskan kepada keluarga cara penanganan penyakit asma  Anjurkan kepada penderita makan makanan yang bergizi  Anjurkan kepada penderita memperhatikan waktu beristirahat  Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan  Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya d. Membantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga Tujuan Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang proses penyembuhan dan pencegahan asma. Intervensi  Jelaskan pada keluarga tentang lingkungan yang berpengaruh untuk menunjang proses penyembuhan asma  Mendemonstrasikan kepada keluarga cara menciptakan lingkungan yang dapat menunjang proses pencegahan dan penyembuhan penyakit asma.  Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan. e. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungannya. Tujuan Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengobati penyakit asma Intervensi Jelaskan kepada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan dan pengobatan Asma 6. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan pada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh c. Tidak mau mengatasi situasi d. Adat istiadat yang berlaku e. Mempertahankan suatu pola tingkah laku f. Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran g. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan Faktor lain yang bersumber dari perawat a. Menggunakan pola pendekatan yang tidak tepat kaku b. Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor-faktor sosial budaya c. Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga a. Sumber daya keluarga keuangan dan tingkat pendidikan keluarga b. Adat istiadat yang berlaku c. Respon dalam penerimaan keluarga d. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga 7. Evaluasi Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana perawatan yang baru. Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga penting diperhatikan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga. Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dengan Asma diharapkan a. Keluarga mampu mengenal masalah Asma b. Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat c. Keluarga mampu melakukan perawatan yang tepat pada anggota keluarga yang sakit d. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan untuk menunjang penyembuhan dan pencegahan penyakit Asma e. Keluarga mampu menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk penatalaksanaan Asma DAFTAR PUSTAKA Baratawidjaja, K. 1990 “Asma Bronchiale”, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta FK UI. Brunner & Suddart 2002 “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta AGC. Crockett, A. 1997 “Penanganan Asma dalam Penyakit Primer”, Jakarta Hipocrates. Crompton, G. 1980 “Diagnosis and Management of Respiratory Disease”, Blacwell Scientific Publication. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. 2000 “Rencana Asuhan Keperawatan”, Jakarta EGC. Guyton & Hall 1997 “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta EGC. Hudak & Gallo 1997 “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik”, Volume 1, Jakarta EGC. Price, S & Wilson, L. M. 1995 “Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit”,Jakarta EGC. Pullen, R. L. 1995 “Pulmonary Disease”, Philadelpia Lea & Febiger. Rab, T. 1996 “Ilmu Penyakit Paru”, Jakarta Hipokrates. Rab, T. 1998 “Agenda Gawat Darurat”, Jakarta Hipokrates. Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. 1999 “Keperawatan Medikal Bedah”, Buku Satu, Jakarta Salemba Medika. Staff Pengajar FK UI 1997 “Ilmu Kesehatan Anak”, Jakarta Info Medika. Sundaru, H. 1995 “Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya”, Jakarta FK UI 100% found this document useful 1 vote1K views12 pagesDescriptionAskep Keluarga Dengan AsmaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote1K views12 pagesAskep Keluarga Dengan AsmaJump to Page You are on page 1of 12 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 11 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. P DENGAN MASALAH UTAMA ASMA A. Pengkajian Data Umum 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama KK Tn. P Umur 51 tahun Alamat Kabupaten Semarang Pekerjaan Swasta Pendidikan SD Komposisi Keluarga No Nama Jenis Hubungan Umur Pekerjaan Ket. 1. Tn. P kelamin L keluarga KK 51 tahun Swasta Asma 2. Ny. M P Istri 56 tahun Swasta Sehat 3. Ny. R P Ibu 70 tahun Tidak bekerja Sehat 4. An. R P Anak 21 tahun Buruh Pabrik Sehat Genogram. 1 Laki-laki Tinggal serumah Perempuan Garis keluarga Penderita Asma Laki-laki meninggal Perempuan meninggal 5. Tipe Keluarga 6. Suku Bangsa 7. Agama 8. Status Sosial ekonomi keluarga 9. Aktivitas rekrereasi keluarga keluarga Inti. Jawa – Indonesia Islam Suami – Isteri bekerja Mendengar radio B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga . 1. Tahap perkembangan saat ini Tahap perkembangan keluarga Tn. P saat ini adalah tahap keluarga melepas anak 2. dewasa muda karena anak pertamanya sudah berkeluarga sendiri. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menurut keluarga selama ini tugas perkembangan dapat terpenuhi dengan baik karena yang mencari nafkah adalah Tn. P dan istrinya. Tetapi ada tugas-tugas 3. perkembangan yang belum terpenuhi yaitu anak keduanya yang belum menikah. Riwayat kesehatan keluarga Dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga, keluarga Tn. P mengatasinya dengan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga dan yang mengambil keputusan adalah Tn. P sendiri. Keluarga Tn. P mengatakan mampu menyelesaikan masalah keluarganya sendiri tanpa bantuan orang lain. C. Fungsi Keluarga. 1. Fungsi afektif Hubungan dengan keluarga harmonis, keluarga merasa nyaman dengan keadaan saat ini, antara keluarga saling menghargai, menghormati, dan tidak saling memaksakan 2. kehendak. Fungsi sosialisasi Hubungan keluarga Tn. P dengan tetangga sekitar bejalan dengan baik tidak pernah ada pertengkaran dengan tetangga sekitar, kegiatan kemasyarakatan yang diikuti oleh anggota keluarga Tn. P adalah yasinan setiap Senin malam. Dan kerja bakti 3. seminggu sekali pada hari minggu. Fungsi ekonomi Tidak semua anggota keluarga mempunyai penghasilan. Walaupun Tn. P asmanya sering kambuh akan tetapi keluarga tetap memperbolehkannya bekerja, asal tidak terlalu lelah. Ny. M mengatakan jika penghasilan dalam keluarganya tidak menentu. Namun dengan uang dari pemberian Istrinya yang berdagang tersebut, Tn. P 4. mengatakan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fungsi reproduksi Keluarga Tn. P tidak memiliki rencana untuk menambah keluarga baru karena Ny. M yang sudah memasuki masa menopouse. Pandangan keluarga terhadap pendidikan seks yaitu keluarga menganggap pendidikan seks pada anak-anak harus 5. 6. disesuaikan pada usia anak. Fungsi sosialisasi. Tn. P dan keluarga sudah terbiasa untuk bersosialisasi dan mengikuti perkumpulan yang ada di Desa Keseneng. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan keluarga dalam bidang kesehatan a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Ny. M mengatakan Tn. P terdiagnosa Asma sejak kecil. Ny. M mengatakan bahwa penyakit asma merupakan suatu masalah dan penyakit keturunan yang bisa kapan saja kambuh. Ny. M mengatakan bila Tn. P kelelahan asmanya langsung kambuh. Ny. M mengatakan belum tahu tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk penderita asma. b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan Ny. M mengatakan jika dulu Tn. P pernah berobat ke dokter spesialis namun karena menurut keluarga terlalu mahal, jadi keluarga memutuskan untuk membeli obat saja ke apotek. c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Tn. P dan keluarga kurang mengetahui bagaimana cara mencegah kekambuhan penyakit asma, Tn. P hanya mengetahui nama penyakit yang dideritanya adalah sakit sesak napas. Tn. P mengatakan jika penyakitnya kambuh maka di beri obat Salbutamol 1 mg, dexametasone 0,5 mg, dan Ambroxol 30 mg. Tn. P jarang bahkan sudah tidak pernah control ke dokter atau pelayanan kesehatan lainnya karena keterbatasan biaya. Keluarga Tn. P tidak mengetahui bagaimana perjalanan penyakit, faktor penyebab dan cara merawat anggota keluarga yang menderita penyakit asma. Tn. P hanya tahu cara di beri obat dan dengan posisi menungging. d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan Keluarga kurang mengerti tentang manfaat dan pemeliharaan kebersihan lingkungan bagi kesehatan lingkungan luar rumah yang kurang terawat banyak debu dan kotoran yang terdapat dalam rumah Tn. P, hal tersebut dapat memicu kekambuhan penyakit Tn. P. e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan Keluarga mengetahui keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dan juga mengetahui manfaat yang diperoleh dari fasilitas kesehatan yaitu tempat mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu di puskesmas atau rumah sakit terdekat. Keluarga percaya terhadap petugas kesehatan sebagai pemberi pelayanan dengan sarana fasilitas yang ada keluarga belum pernah mengalami pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga. f. Stress dan koping keluarga 1 Stress Keluarga sedikit pusing memikirkan kepala keluarganya, karena penyakit asma Tn. P yang masih sering kambuh. 2 Kemampuan keluarga merespon terhadap stressor Keluarga hanya bisa membeli obat di apotek sesuai dengan resep dokter yang pernah di resepkan dulu. 3 Strategi koping yang digunakan Dalam keluarga Tn. P apabila ada permasalahan diselesaikan secara bersamasama seperti yang sedang dialami saat ini. D. Lingkungan 1. Karakteristik rumah. B E F C I A G G D A Teras rumah B Warung C Ruang keluarga D Ruang tamu H E Dapur F Kamar G mandi G Kamar tidur H Bengkel I Gudang Rumah yang dihuni Tn. P merupakan rumah milik pribadi, berukuran 1585 m2 dengan bangunan permanen yang terdiri dari ruang tamu, 3 tempat tidur, ruang keluarga bila ada saudara yang datang dan menjadi tempat berkumpul setiap harinya, warung, dapur, kamar mandi dan WC. Jarak septic tank ke sumber air kurang dari 10 meter, kondisi WC bersih dengan model WC duduk, lantai terbuat dari keramik namun ada sebagian yang diplester, bangunan rumah permanen, sirkulasi udara didapatkan dari pintu dan jendela namun jarang di buka. Keluarga memiliki halaman yang tidak cukup luas, sampah rumah tangga dan sampah daun biasanya dikumpulkan dibelakang rumah dan dibakar namun tidak jarang di buang ke sungai, kebersihan rumah kurang karena masih terlihat berdebu dan kotor, sumber air diperoleh dari sungai, airnya bersih bening dan 2. tidak berbau. Kondisi selokan bersih, tidak ada genangan dan tidak berbau. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal Keluarga Tn. P tinggal di daerah pedesaan yang mayoritas bersuku jawa. Lingkungan tetangga cukup akrab dan saling tolong menolong bila ada 3. 4. kesusahan. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Tn. P mengatakan tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Tn. P cukup aktif dalam mengikuti perkumpulan, seminggu sekali Tn. P mengikuti pengajian dirumah-rumah warga sekitar. 5. Sistem pendukung keluarga. Keluarga Tn. P bila ada masalah biasanya diselesaikan oleh keluarganya dengan caranya musyawarah. E. Pemeriksaan Fisik. TensimmHg TB/BB Suhu oC Nadi x/menit Rambut / Kepala Mata, hidung, mulut, 120/80 155cm / 58 kg 88 Normal, bersih, rambut ikal beruban Membaca dengan alat bantu kacamata, mata tenggorokan, telinga simetris, tidak ditemui gangguan pada telinga, mulut, dan gigi tidak ada yang berlubang, tenggorokan normal, terdapat Leher pernapasan cuping hidung. Terdapat otot bantu pernapasan berupa otot sternokledomastoidius tidak ada pembesaran Dada kelenjar tiroid. 1. Jantung Inspeksi Ictus Cordis tidak tampak Perkusi Tidak ada pelebaran batas jantung Palpasi Ictus Cordis teraba pada intercosta ke 4 Auskultasi Bunyi jantung I, II tidak ada bunyi tambahan 2. Paru Inspeksi Ada retraksi tulang iga, Ekstermitas pengembangan dada simetris Perkusi sonor dilapang paru Palpasi Fremitus raba normal Auskultasi Suara nafas wheezing Pada ekstremitas atas tidak ada gangguan pergerakan, kekuatan otot 5 dan bias digunakan untuk beraktivitas Pada ekstremitas bawah tidak ada gangguan pergerakan, kekuatan otot 5 dan bias digunakan untuk beraktivitas. Genetalia 5 5 5 5 Tidak ada gangguan pada genetalia F. Analisa Data Data Masalah DS Ketidakmampuan - Ny. M mengatakan bila Tn. P keluarga merawat kelelahan asmanya langsung anggota kelurga yang kambuh. sakit . - Ny. M mengatakan belum tahu tentang pengertian, tanda dan gejala, pencegahan penyebab untuk Penyebab Ketidakmampuan keluarga menenai pencegahan dan perawatanya karena kelurga tidak tahu tentang penyakit dan pencegahannya. serta penderita asma. - DO Keluarga Tn. P tampak bingung saat ditanya tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma. G. Diagnosa Keperawatan. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelurga yang sakit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menenai pencegahan dan perawatanya karena kelurga tidak tahu tentang penyakit dan pencegahannya. H. Rencana Keperawatan Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi Standar Intervensi Keperawatan Ketidakmampuan Setelah Setelah keluarga merawat dilakukan dilakukan salam dan anggota kelurga selama 3x kunjungan menjelaskan yang sakit. kunjungan rumah selama kegiatan hari ini rumah 1x60menit akan melakukan diharapkan keluarga dapat TUK I Mengenal penyuluhan keluarga dapat mengetahui - masalah penyakit yang Respon verbal kesehatan diderita oleh Tn. a. Menyebu P tkan pengertian Keluarga dapat - menyebutkan 1. Pengertian verbal leaflet pengertian gejala yang timbul 2. Menyebutkan asma 4 dari 6 penyebab Menyebu a. Faktor Genetik b. Faktor Kondisi tkan - asma Lingkungan d. Faktor Kondisi Respon verbal - berlebihan c. Menyebu tkan tanda dan gejala asma asma Jelaskan pada leaflet tentang Medis e. Stress f. Olahraga yang 3. keluarga dengan keluarga dengan Saluran Nafas c. Faktor penyebab asma Jelaskan pada leaflet penyebab asma b. tentang asma Jelaskan pada keluarga dengan asma dan kumpulan Respon Ucapkan Menyebutkan - pencegahan asma Jelaskan dan demontrasikan pada keluarga teknik napas dalam Demontrasika 3 dari 5 tanda dan n tentang obat gejala alami untuk a. Batuk meredakan asma b. Menangis atau ketawa Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Keperawatan Kriteria Evaluasi Standar keras Respon c. Sesak napas verbal d. Sulit untuk bericara e. Sianosis kulit tampak d. kebiruan Mengeta 4. hui dan dapat mempraktik an teknik Respon verbal keluarga dapat dan motorik mengetahui dan mempraktekam teknik napas napas dalam Respon TUK II Merawat Tn. P dan verbal dalam dan motorik anggota keluarga yang sakit a. b. Keluarga dapat Memberi memberikan pengobatan pengobatan pada yang tepat Tn. P secara tepat dan aman dan aman Keluarga dapat Menjaga aktivitas dan kesehatan mengontrol aktivitas dan kesehatan Tn. P agar tidak kambuh asmanya. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Intervensi Dx. Keperawatan Tangga Tujuan Khusus Ketidakmampu Setelah dilakukan an keluarga merawat kunjungan rumah selama 1x60menit keluarga anggota kelurga dapat TUK I yang sakit Mengenal masalah l/ Implementasi Waktu 3-3-16 Pukul WIB - salam dan dapat menyebutkan menjelaskan kegiatan tanda dan gejala hari ini akan asma a. Batuk b. Menangis asma Menjelaskan pada atau ketawa keras keluarga dengan c. Sesak napas leaflet pengertian - d. Sulit untuk asma Menjelaskan pada bericara e. Sianosis keluarga dengan dapat mempraktikan teknik napas dalam S Keluarga dan Tn. P penyuluhan tentang penyebab asma c. Menyebutkan tanda dan gejala asma d. Mengetahui dan Evaluasi melakukan kesehatan a. Menyebutkan pengertian asma b. Menyebutkan Mengucapkan Paraf - kulit leaflet penyebab asma Menjelaskan pada tampak keluarga dengan TUK II Merawat anggota keluarga yang sakit a. Memberi leaflet tentang - mendemontrasikan pengobatan yang tepat dan aman b. Menjaga aktivitas dan kesehatan pencegahan asma Menjelaskan dan pada keluarga teknik - napas dalam Mendemontrasika n tentang obat alami untuk meredakan asma kebiruan O Keluarga dan Tn. P tampak memperhatikan saat diberikan penyuluhan dan mendemontrasikan teknik napas dalam dan pembuatan obat alami untuk asma A Keluarga dan Tn. S telah mengerti penyakit tanda dan gejala, penyebab, dan pencegahan Dx. Keperawatan Tangga Tujuan Khusus l/ Implementasi Paraf Evaluasi Waktu pennyakit asma P Anjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan kesehatan secara rutin ke Puskesmas -Anjurkan kepada Tn. P untuk beristirahat yang cukup -Anjurkan kepada keluarga dalam memberikan obat sesuai resep.

kumpulan askep keluarga dengan asma